Lebih
ke Business Plan lah..
Sumpah
banyak bener di dunia universitas di Indonesia ini lomba-lomba karya tulis
ilmiah. Tiap bulan psti ada aja. Dari sabang sampai merauke kampus-kampus
di Indonesia hampir semua telah pernah menyelenggarakan lomba-lomba macam gitu.
Berbagai macam tema bung sudah diangkat. Ekonomi, sosial, budaya, teknologi, holtikultura,
kenegaraan , dan lain sebagainya.
Namun dari sekian berlimpahnya lomba-lomba itu,
sedikit sekali yang bisa menarik bagi saya. Kenapa ya?? Saya juga bingung.
Intinya sih, sy ga seneng aja sama lomba yang mesti ribet, harus sistematis,
terperinci, dan penuh basa-basi. Emang sih, suka nulis. Tapi, nggak kali kalo
buat yang begituan.
Sebatas
Konsep tanpa Implementasi
Hemat
saya, ini pikiran subjektif saya lho ya, lomba-lomba macam itu hanya sebatas
basa-basi tok ae.. (kalimat sebelumnya
ini terdapat kata “hanya” dan “sebatas” lho ya, itu sekalian penekanan sekali,
subjektifisme saya terhadap tulisan saya, anda tak sependapat, wajar. Silakan
tulis saja gagasan anda, mari kita bertukar pikiran dan tulisan). Diawali
dengan pendahuluan, lantas telaah pustaka, permasalahan, metode penilitian,
isi, gagasan, penutup, simpulan, kritik, saran. Kira-kira seperti itu ya. Dari
sini, saya liat memang bagus bener sih hasilnya, konsepnya..mantep beneeer..
ada yang pake grafik, table, foto dan lain semacamnya.
Setelah
lolos kemudian mempresentasikannya di depan juri atau panitia yang bertugas.
Lalu, ditanya ini itu seputar karya dan konsepannya. Pengumuman juara,
menang/kalah. Sudah. Selesai. Iya kalo ada tindak lanjutnya, nah ini, mayoritas
dari pengamatan saya sih ya sebatas itu, nulis, juara, ga ada implementasi. Ada
mungkin ya yang mengimplementasikan tulisannya. Tapi ga banyak broo.. itu
tentang lomba karya tulis tentang gagasan atau hanya konsep-konsep belaka.
Saya
setuju juga sih jika dikatakan hal tersebut dapat membantu kita dalam membuat
karya tulis yang bersifat ilmiah. Misal, buat skripsi, tesis, tugas akhir,
laporan, dan yang ilmiah-imiah lah. Ini salah satu dampak yang positif yang
mampu diberikan.
Bersifat
Mudah Dipraktekkan
Melihat Indonesia yang begitu banyak penduduknya,
sekitar 230 juta ya.. kemiskinan (lagi-lagi bicara kemiskinan, berapa kali
sudah kemiskinan di bahas orang-orang di media Koran tv dll..) karena salah
satunya banyak bener orang yang nggak kerja alias sedang mencari pekerjaan
alias pengangguran. Mengapa sampai ada pengangguran? Panjang boi ceritanya itu.
Salah satunya sebabnya ya kerana mental dan etos kerja masyarakat kita sendiri.
ada yang bilang karena kita dulunya dijajah jadinya mental kita mental tempe.
Salah satu solusi problem pengangguran itu ya dengan
mencipta lapangan kerja baru. Orang-orang pada bisa kerja dari penciptaan
lapangan kerja baru itu. Lantas dari situ dpat sedikit membantu lah mengurangi
angka kemiskinan.
Bagaimana cara mencipta lapangan kerja baru itu? Ya salah
satunya dengan berwirausaha. Otomatis kan dengannya mampu menyerap tenaga
kerja. Nah, salah satu jalan untuk meretas rantai pengangguran dengan
berwirausaha ya dengan mengadakan lomba-lomba bisnis plen. Dari pada
menyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah yang gimana-gimanya telah saya bahas
di atas (kurang implementasi). Bisnis plen juga mudah untuk dipraktekan karena
konsepan yang dibuat ya emang bener-bener untuk jualan sesuatu (brg/jasa). Namun
dengan catatan, lomba bisnis plen tersebut jika telah dapat juara-juaranya
selain diberi hadiah atau dana untuk modal mereka yang menang, juga selalu
dipantau dan didampingi sehingga mereka yang menang-menang itu bener-bener
menjalankan bisnisnya, sehingga bisa menyerap tenaga kerja nantinya secara
bertahap.
Jangan dibiarkan begitu saja setelah lomba itu. Dari yang
saya lihat banyak juga yang juara sementara bisnis plennya nggak digarap
serius, uang hadiah yang mestinya digunakan untuk modal bisnisnya dipake
sendiri buat kebutuhan/keinginan sehari-hari. Jadi ya harus bener ada
pengawasan dan pendampingan yang intensif dan berkala. Kalo sudah bisa mandiri
dan bisnisnya mulai membesar baru bisalah untuk ditinggal.
And
So?
Talk less do more (TLDO)
! Jangan NATO (no action talk only) ! Praktek itu kan lebih besar dampaknya
ketimbang cuma cuap-cuap dan konsepsi belaka. Melihat baru 0,3% pengusaha di
Indonesia—padahal normalnya 2% dari jumlah penduduk suatu negara—kans untuk
membuka usaha dan berswasembada sendiri masih sangat besar. Itulaah…
No comments:
Post a Comment