Berbaur
dalam keDAMAIan, saling menCINTA, diikat dengan perSATUan dan saling
mengHORMATi.. THIS IS CIES. From CIES with PLUR.
Di sebuah
acara bertajuk SEVENTSEAS (baca : sefensis) milik CIES (baca : cis). Konon
terbagi beberapa person dan divisi yg telah terbagi tugasnya. Ada SC, KaPel,
SekPel, BendUm, div. Acara, div. HuMas, div. Marketing, div. PDD (Publikasi,
Dekorasi & Dokumentasi), dan div. TransKoPer (Transportasi, Akomodasi &
Perlengkapan). Mengapa TransKoPer disebut paling akhir? Check it out! (baca :
terserah sesuka Anda bacanya gimana, nanti saya yg salah. Artinya apa? Yg
sering dengar radio (terutama fm101,3 atau fm93,0) atau sering nonton mtv pasti
tahu).
Baiklah.
Mari kita mulai..
Transkoper,
transportasi, akomodasi, dan perlengkapan. Sepintas lalu, divisi ini merupakan
divisi “pinggiran” di dalam sebuah kepanitiaan yg mungkin terlihat tidak
terlalu penting atau prestis dibanding dengan divisi lain macam divisi Acara,
PDD, Humas, ataupun Marketing.
Divisi yg
kurang lebih tugasnya antara lain “hanya” menyiapkan tempat acara, memasang
spanduk yg bertulis “Selamat Datang” di depan gedung, mempersiapkan soundsystem
untuk acara, dan hal lain yg bersinggungan dengan perlengkapan, transportasi,
dan akomodasi. Koordinator Divisinya atau biasa disingkat Kodiv, adalah EA.
Seorang yg tak hanya memiliki etos pekerja keras, namun juga cerdas dalam
bertindak. Pribadi yg memiliki api semangat “Lo Harus Grak”. Yg berusaha
senantiasa selalu ia jaga untuk tetap membara di dalam jiwanya. (Namun tak
mudah).
Tak pernah
menampakkan emosinya walau sesekali terkadang ia diam sejenak untuk menenangkan
diri (sambil beristighfar) dan menceritakan kesahnya pada orang2 yg tepat yg
memang dianggapnya bisa dijadikan tempat untuk mengerti dirinya dan
mengungkapkan uneg2 yg tersedia dalam benaknya. Tak ada niatan lain, melainkan
hanya sebatas untuk berbagi rasa (sharing-hearing). Tak ada yg salah dengan hal
itu bukan?! Manusia merupakan mahluk sosial, boy n girl..! Yg punya hati nurani
rakyat (bukan Hanura. Jangan ada intervensi politik diantara kita. Nggak kok,
cuma becanda. Yg pasti, politik pasti ada di tengah2 kita, kawan. Jadi, biasa
aja lah). Dengan berbagi rasa, komunikasi, kemungkinan beban yg ada terasa
lebih ringan dan perasaan menjadi sedikit lebih lega.
* * *
Rabu, 16
November 2011, malam itu sebelum acara, ditengah persiapan panitia di Widlok,
tiba2 datang sekelompok orang (ada 10 jika tak salah) yg tergabung dalam suatu
grup nasyid—yg memang diundang untuk tampil besok saat hari H sbgai
hiburan—untuk menjajal mic, check sound ceritanya mereka. Sekadar info, saking
bervariasinya musik/nada yg digunakan, personilnya ada 9 orang! Nasyid model baru
mungkin. Manajer dari nasyid tersebut berujar, “Ya ini ‘kan acara besar,
internasional, kita nggak mau juga nanti ada kesalahan waktu tampilnya besok.
Nanti kan kalau ada kesalahan panitianya juga yg repot. Jadi, kita disini
pingin nyoba dulu, ngetes micnya gimana. Soalnya pengalaman, waktu tampil2 dulu
hampir pasti ada masalah sama micnya sebelum tampil, dan makan waktu agak lama
juga.”
Ada benarnya
juga. Kalau esok hari saat nasyidnya tampil kemudian soundnya bermasalah, ‘kan
panitianya juga yg pastinya repot + kebingungan.
Dan, micnya
belum dapat disiapkan karena bapak PJ mic belum menjawab konfirmasi utk dapat
datang malam itu. Grup nasyid itu pun menunggu di dalam ruangan, menunggu
kejelasan nasib mereka akan niatan check sound sambil sesekali melihat
persiapan panitia.
“Ga, pye mic
e?” tanya Fery selaku staf div. Acara
“Gini lho
mas, sebenernya aku sudah hubungin bapaknya yg PJ mic untuk datang sekarang,
tapi beliaunya pulang, ada di rumah sekarang.” Kata EA dengan ekspresi dingin
dan tenang.
Grup nasyid
pun menunggu lumayan lama. Sempat ada pernyataan yg mengatakan bahwa divisi
Transkoper tidak peka terhadap situasi. Hal ini yg coba ditepis oleh kodiv EA.
Siapa bilang tak peka? Kita (tepatnya sih “Saya”, karena jika dilihat dengan
cermat, hanya EA seoranglah yg mengerjakan segala sesuatunya tentang transkoper
beberapa hari sebelum acara dimulai) sudah usaha sekuat tenaga persiapkan
segalanya yg kita bisa, kita sudah bekerja maksimal bung!
Setelah
masalah mic tuntas walau belum 100 persen, anak Transkoper lanjut kerja pasang
spanduk di depan Widlok. Cukup kesusahan juga kala itu untuk memanjat pohon
guna menalikan sisi spanduk satunya karena tak ada media panjat, yakni tangga.
Sementara panitia divisi lain persiapkan acara di dalam gedung. Di luar, anak Transkopr
kira2 ada 5-6 orang yg bertugas.
EA,
sebelumnya, telah berkomunikasi dengan salah seorang akhwat agar membelikan
gorengan untuk cemilan anak2 panitia Transkopr setelah nanti selesai pasang
spanduk dan tugas lainnya. Seiring waktu malam itu berjalan, semua panitia
sibuk pada jobnya masing2. Semua Panitia berada di dalam ruangan kecuali anak2
transkopr yg brada di luar sedang pasang spanduk. Sampai pada geladi bersih
acara.
Selang
beberapa saat kemudian, sekresek gorengan pun datang, langsung dibawa ke dalam
gedung oleh salah satu panitia, dan dimakan beramai2 oleh para panitia yg ada
di dalam. EA tak mengetahui jika gorengan yg dipesannya telah datang dan
disantap oleh panitia yg ada di dalam gedung.
Anak2
Transkopr terlihat lelah. Tersaji raut kepayahan di wajah mereka sesaat setelah
berusaha membentangkan spanduk berukuran sekitar 6m x 1,5m. Mereka istirahat
sejenak. EA mendapat info dari akhwat bahwa gorengan yg tadi dipesannya telah
diantar dan diberikan ke salah satu panitia. Maka, EA pergi menuju dalam gedung
untuk mengambil gorengan dan staf2 transkoprnya diminta untuk menunggu
sebentar. Namun, tak dinyana, gorengan yg diantar tadi telah ludes tak tersisa.
Diberangus oleh para panitia yg sejak tadi brada di dalam gedung. Panitia dalam
gedung juga tak mengetahui jika gorengan itu berawal dan berasal dari pesanan
EA untuk para staf Transkopnya. Yg panitia gedung anggap, ada gorengan dari
akhwat untuk cemilan, buat panitia, ya disantap (boy!).
Mengetahui
gorengan ludes tak bersisa, dengan inisiatifnya sendiri, dan tak mau
mengecewakan para staf yg telah mempersiapkan perlengkapan bersama2 sebelumnya,
maka ia memutuskan untuk membelikan nasi goreng untuk masing2 stafnya. Lalu
setelah persiapan acara usai, dan para panita pulang, ia bersama staf2 transkopr
lainnya menikmati nasi goreng di trotoar jembatan Soekarno-Hatta. Saat itu
waktu menunjukkan pukul 12 malam kurang lima belas menit. Mereka, anak2
transkop, makan bersama dengan penuh kehangatan, canda tawa, ditemani terang
lampu jalanan yg kekuningan dan diselingi deru mobil serta motor yg
berkecepatan tinggi di jalanan yg sepi. Lantas tak lupa berfoto bersama
abadikan momen itu. Judulnya : “Santap Tengah Malam Bareng Anak2 Transkopr di
Jembatan SoeHatt”. Kesannya : Terlalu manis untuk dilupakan, terlalu pahit
untuk diingat. Salut. Hingga esok hari, tanggal 17 November 2011 kegiatan
berjalan dengan relatif lancar tanpa hambatan. Alhamdulillah. Segala puji bagi
Allah Azza wa Jalla Tuhan Seru Sekalian Alam Yg Maha Segalanya.
* * *
Dari semua
itu, ada banyak pelajaran yg bisa diambil dari seorang EA, lulusan SMA 1
Bawang, anggota MSP Banjarnegara, sebuah kawasan terpencil di Jawa Tengah.
Semangat juang tak kenal lelah. Totalitas jalankan setiap tugas. Berusaha
memberikan yg terbaik yg dia bisa demi hal yg satu : tanggung jawab. Tambahan,
kita bisa belajar dari KARIB kita EA, yg selalu mampu memberi rasa damai pada
setiap pasukannya, dibumbui dengan cinta tulus karena Allah, bisa memberi
semangat utk tetap bersatu, dan konsisten untuk selalu dan saling menghormati
pada siapapun. PLUR (Pis,Lof,Uniti,Respek) oyi!
Mungkin kau
kecewa (ya kan?!), semua datang yg tak mau pinta (mungkin hal yg tak kita sukai
baik bagi kita), namun ini semua kenyataan kita. Walau kita lelah dalam
menjalani (lelah pasti ada), semua macam kisah (juga kesah) dalam hidup ini.
Kadang kita lemah hanya mampu untuk pasrah (ya memang begitu adanya), saat
kenyataan tak sejalan dengan harapan (sering sekali hal ini terjadi ya?), saat
keyakinan hilang dalam kepahitan (bagai buih di lautan). Tetaplah tabah
setidaknya kau mencoba (dari pada nggak sama sekali?), menjadi lebih baik dalam
jalan hidup ini (selalu coba perbaiki diri), janganlah resah biarlah waktu
menjawabnya (sabar, tunggu tanggal mainnya bung!).
Kau harus
bersabar (innallaha ma’ashshaabiriin), semua indah pada waktunya (insya Allah).
Santai saja kawan (bersama kesulitan ada kemudahan, niscaya itu!), ikuti kata
hati dan biarkan sedihmu berlalu (banyak2 istighfar), kau pasti bisa (tak ada
kata nyerah), menjadi suatu hari dengan pagi yg baru (lupakan kemarin, lakukan
yg terbaik hari ini). Tenang saja kawan (santai..), hadapilah semua (and the
show must go on!).
Mungkin kau
kecewa, semua datang yg tak mau pinta, namun ini semua kenyataan kita. Walau
kita lelah dalam menjalani, semua macam kisah dalam hidup ini. Kadang kita
lemah hanya mampu untuk pasrah, saat kenyataan tak sejalan dengan harapan, saat
keyakinan hilang dalam kepahitan. Tetaplah tabah setidaknya kau mencoba,
menjadi lebih baik dalam jalan hidup ini, janganlah resah biarlah waktu
menjawabnya.
Kau harus
bersabar, semua indah pada waktunya. Santai saja kawan, ikuti kata hati dan
biarkan sedihmu berlalu, kau pasti bisa, menjadi suatu hari dengan pagi yg
baru. Tenang saja kawan, hadapilah semua. (SantaiSajaSaintLoco)
Sahabat yg
rendah hati, lapang dada, pantang menyerah, percaya diri, bisa diajak kompromi,
selalu mau berkorban, dan bertanggung jawab. Satu kata untukmu : I S T I M E W
A !
KARIB
(Ka2,Abdee,Ridho,Ivanka,Bim2).